Arti atau Makna Ibadah dan Usaha



Anda lelah menghadapi semua masalah, pasti anda bertanya “Apakah tujuan kita dihidupkan?” Orang-orang yang menderita penyakit parah juga menanyakan hal seperti itu, begitu pula orang yang kaya raya. Padahal uangnya melimpah dan hidup berfoya-foya, tetapi rutinitas yang menggembirakan itu membuatnya jenuh.

Berbeda dengan orang yang beriman, dalam keadaan apapun tujuan hidupnya sangat jelas yaitu beribadah. “Dan aku tidak menciptakan mjin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. 51 /Adz Dzariyat: 56) “... oleh sebab itu sembahlah Dia dan teguhlah untuk menyembah-Nya. ” (QS. 19/Maryam: 65) Jika miskin maka berusaha sekuat tenaga mencari nafkah, karena bekerja itu ibadah.


Apabila kaya raya maka manfaatkan harta tersebut untuk beribadah kepada Allah SWT dengan meringankan beban fakir miskin dan anak-anak yatim piatu. Janganlah engkau menjadi pengemis jika engkau masih kuat atau bisa mencari nafkah yang lebih halal.


Walaupun tujuan hidup kita untuk beribadah, namun janganlah berlebihan. Abdullah ibnu ‘Amr ra. Mengungkapkan, bahwa Nabi SAW bertanya kepadanya “ Aku telah mendengar berita bahwa engkau senantiasa sholat sepanjang malam, dan selalu berpuasa di siang harinya.” Abdullah ibnu ‘Amr ra menjawab “Ya aku mengerjakan hal tersebut” Lalu Rasullah SAW bersabda “Sungguh jika engkau mengerjakan hal itu niscaya matamu mengantuk dan tubuhmu lemah. Sungguh engkau berkewajiban memenuhi hak tubuhmu dan keluargamu, karena itu berpuasalah dan berbukalah. Sholatlah dan tidurlah”. (HR. Syarikhon)

Kedua hadits di atas menegaskan bahwa kita tidak diperbolehkan ibadah secara berlebihan hingga tidak tidur malam. Sebab ibadah yang paling disukai Allah SWT adalah yang dilakukan secara terus menerus walaupun sedikit. Hal ini ditegaskan dalam hadits, Aisyah mengemukakan, Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seseorang “Amal apakah yang paling disukai oleh Allah?” Lalu Rosulullah SAW menjawab “Yang terus menerus dilakukan sekalipun sedikit.” (HR. Syaikhon dan Tirmidzi)

Ibadah
Ibadah memiliki arti taat atau patuh. Menurut para ahli tauhid idabah berarti meg_esakan Allah serta menundukkan diri dan jiwa kita kepada-Nya. Makna ini didasarkan pada ayat “Sembahlah Allah dan jaganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun” (QS. 4/An Nisa’: 36), Namun menurut ahli fiqih ibadah adalah Apa yang kita kerjakan untuk meraih keridhoan Allah dan mengharap pahala-nya di akhirat kelak.

Agar ibadah kita mendapatkan ridho Allah SWT, maka ada 2 syarat yang harus dipenuhi, antara lain :
  1. Sah. Maksudnya perbuatan ibadah seperti sholat, puasa dan haji yang kita kerjakan harus sesuai dengan ketentuan hukum Islam.

  2. Ikhlas, yaitu mengerjakan ibadah karena Allah SWT bukan mengharapkan dipuji sesama manusia.
Macam-macam Ibadah
Ibadah sangat beragam, banyak macam-macamnya tergantung dari sudut yang kita tinjau.
  1. Dilihat dari segu umum dan khusus, maka ibadah dibagi dua macam :
    a. Ibadah Khoshoh yaitu ibadah yang ketentuannya sudah ditetapkan dalam nash (dalil/dasar hukum) yang jelas, seperti sholat, zakat, puasa dan haji.
    b. Ibadah Ammah adalah semua perilaku yang dilakukan karena Allah seperti makan, minum, bekerja, dan tidur.

  2. Ditinjau dari kepentingan perseorang atau masyarakat, ibadah ada 2 macam :
    a. Ibadah ijtima’i seperti zakat dan haji.
    b. Ibadah wajib seperti sholat, puasa.

  3. Ditinjau dari cara pelaksanaannya, ibadah dibagi 3, yaitu :
    a. Ibadah jasmaniyah dan ruhiya seperti sholat dan puasa.
    b. Ibadah ruhiyah dan amaliyah seperti zakat.
    c. Ibadah jasmaniyah, ruhiyah, dan amaliyah seperti pergi haji.

  4. Ditinjau dari segi bentuk dan sifatnya, ibadah dibagi 5, yaitu :
    a. Ibadah yang berupa pekerjaan tertentu dengan perkataan dan perbuatan, seperti sholat, zakat, puasa dan haji.
    b. Ibadah yang berupa ucapan seperti membaca Al-Quran, berdoa dan dzikir.
    c. Ibadah yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya seperti membela diri, menolong, mengurus jenazah dan jihad.
    d. Ibadah yang berupa menahan diri seperti ihrom, berpuasa dan i’tikaf (duduk di mesjid).
    e. Ibadah yang sifatnya menggugarkan hak seperti membebaskan hutang atau membebaskan hutang orang lain.
Apapun macam ibadah yang kita lakukan pasti menghadapi godaan baik berasal dari hawa nafsu maupun setan (rasa malas). Janganlah kita menghalangi orang lain untuk beribadah. Sebab hukumannya luar biasa pedih dari Allah SWT. “Dan siapakah yang lebih aniaya (selain) dari orang-orang yang menghalangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut. Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat azab yang besar.” (QS. 2/Al Baqoroh: 114)

Sumber Artikel ini di ambil dari buku :
Judul : Buku Pintar Agama Islam Edisi Yang Disempurnakan
Penulis : Syamsul Rijal Hamid
Penerbit : CAHAYA SALAM

“Siapa yang menyampaikan satu ilmu dan orang membaca mengamalkannya maka dia akan beroleh pahala walaupun sudah tiada.”

Jangan lupa comment ya guys :)


3 comments:

Restu said...

Alhamdulillah, menambah wawasan

Inesh Eskanesiari said...

terima kasih menambah wawasan

Gumilang Rambang said...

nice



Powered by Blogger.